Rabu, 30 Desember 2009

Aplikasi Sederhana Bridge Point to Multi Point Wireless

Mode koneksi point to multi point wireless adalah mode koneksi jaringan wireless mirip dengan mode koneksi jaringan dengan toplogi star atau bintang, dimana ada satu Akses Point menjadi titik pusat koneksi jaringan. Secara sederhana mode koneksi point to multi point wireless dapat di aplikasikan, pada saat kita ingin membangun koneksi elbih dari dua jaringan lan dengan wireless.


Misalnya pada suatu pusat penelitian yang memiliki lebih dari dua gedung ( 3 gedung ) ingin dibangun suatu jaringan terintegrasi, sehingga jaringan LAN di setiap gedung dapat saling berinteraksi atau berkomunikasi dan dapat saling berbagi resources seperti koneksi internet, sharing folder, penggunaan aplikasi bersama, sharing printer, sharing fax. Dengan harapan jika seluruh jaringan lan di tiap gedung terhubung dan terintegrasi dalam suatu jaringan komputer kantor/kampus pusat penelitian.


Langkah-langkah sederhana untuk aplikasi yang harus di perhatikan, yaitu :

  1. Jarak antar gedung gedung yang ada
  2. Kondisi sekitar antar gedung apakah terhalang oleh pepohonan atau gedung lain atau tidak.
  3. Kondisi alam apakah rawan bahaya petir atau tidak.



Langkah selanjutnya adalah menentukan gedung mana yang akan di jadikan titik point utama yang akan jadi pusat koneksi jaringan Point to Multi Point, kita pilih gedung yang ada di tengah-tengah gedung yang ada. Kemudian kita menyiapkan menempatkan perangkat AP untuk masing gedung, tempatkan AP di tiap gedung menghadap AP di gedung Pusat, lalu kita mulai konfigurasi.


Garis besar konfigurasi Point to Multi Point :

  1. Konfigurasi AP1 (AP pusat) menggunakan mode Point to Multi Point, dimana di AP1 akan dimasukan MAC Address untuk setiap AP (mulai AP2 s/d AP3) pada kolom isian MAC AP yang terkoneksi dengan AP1
  2. Konfigurasi AP di gedung lainnya (AP2 s/d AP3) menggunakan mode point to point, dimana masing-masing AP tersebut memasukan MAC Address AP1 sebagai AP pusat pada kolom isian MAC AP pasang.
  3. Pastikan semua AP menggunakan channel yang sama serta konfigurasi keamanan yang sama.
  4. Cek dan pastikan setiap komputer pada setiap jaringan LAN kabel dapat saling berkoneksi, dan dapat berbagi resource seperti sharing folder, sharing printer dapat berkoneksi dengan server, dan menggunakan koneksi internet yang ada. (semua LAN AP menggunakan subnet mask yang sama, meski beda segment)
  5. Jika semua sudah terpasang dengan konfigurasi yang sesuai, di AP biasanya terdapat perangkat survey untuk mengetahui AP mana saja yang terkoneksi.
  6. Selanjutnya agar para user yang menngunakan perangkat wireless dapat juga terkoneksi dengan AP tersebut, maka pada konfigurasi masing-masing AP juga ditambahkan mode akses point ehingga dapat memperluas jangkauan jaringan LAN wireless.

Biasanya untuk memperkuat jangkauan sinyal, maka untuk di setiap AP diganti antenna standar dengan antenna high gain (yang memiliki DB yang tinggi). Antenna untuk AP1 biasanya menggunakan antenna high gain Omni Directional dimana sinyalnya itu bersifat menyebar 360 derajat bias juga antenna sektoral, untuk AP lainnya biasanya menggunakan antenna directional yang bersifat mengarah ketempat tertentu (diarahkan ke lokasi AP1) kecuali jika AP bridge tersebut juga diberlakukan sebagai AP untuk user wireless maka yang dipergunakan adalah antenna high gain omni juga (tergantung kondisi cakupan wilayah yang ingin dijangkau sinyal).


Hal lain yang dapat memperkuat sinyal adalah dengan memasang sebuah repeater di tempat antara AP1 , AP2, AP3 (pada tempat dimana kondisi sinyal yang lemah), biasanya perlakuan ini dilakukan jika kondisi antar gedung penuh dengan penghalang atau inteferensi gangguan sinyal radio lain, maka kita tinggal memilih channel yang cocok untuk bridge kita.


Kondisi tempat koneksi bridge wireless sering kali mengharuskan ditambah perangkat tambahan selain antenna tadi, perangkat tersebut seperti :

  1. tiang/tower untuk memasang antenna agar lebih tinggi dan mengurangi penghalang
  2. box untuk tempat perangkat WAP
  3. flash rester untuk perangkat anti petir
  4. POE (power offer ethernet) untuk power AP via kabel data
  5. kabel tambahan untuk antenna
  6. kabel STP (Shield UTP)

Mengenai channel pun harus di perhatikan agar tidak sama dengan channel perangkat elektronik atau wireless lainnya sehingga kualitas transmisi data tetap terjaga. Dan jangan lupa untuk meningkatkan/upgrade firmware jika di perlukan serta mode keamanan yang terpasang.

Wireless Point to Point Menggunakan Linksys WAP54G

Kadang-kadang, pengembangan jaringan komputer pada sebuah kantor membutuhkan koneksi antar gedung untuk mendapatkan koneksi jaringan lokal yang stabil. Koneksi jaringan komputer antar gedung tersebut bisa menggunakan kabel UTP, FO (serat optik), atau wireless connection. Nah tulisan ini akan membahas koneksi jaringan dengan menggunakan perangkat wireless point to point untuk menghubungkan jaringan komputer antar gedung.

Uji coba koneksi dilakukan dengan kondisi lapangan sebagai berikut:

1. Gedung A telah memiliki jaringan lokal dan koneksi internet.
2. Gedung B telah memiliki jaringan lokal tapi belum terhubung dengan jaringan lokal yang ada di Gedung A. Sehingga jaringan lokal Gedung B tidak dapat mengakses server-server lokal yang ada di jaringan Gedung A.
3. Jarak Gedung A dengan Gedung B ± 50 meter.

Peralatan yang digunakan untuk uji coba:

1. Dua buah Linksys WAP54G.
2. Kabel UTP secukupnya yang sudah terpasang konektor RJ45 di ujung-ujungnya.

Langkah uji coba pemasangan:

1. Konfigurasi WAP54G.
* Kedua WAP54G channelnya disamakan.
* Masing-masing WAP54G diberi nomor IP address (tentu saja IP address yang dipasang harus berbeda namun masih dalam lingkup satu lokal jaringan).
* WAP54G untuk Gedung A di setting sebagai Access Point (default setting WAP54G).
* WAP54G untuk Gedung B di setting sebagai Bridge dengan mencantumkan nomor mac address dari WAP54G Gedung A. Untuk setting ini masuk ke halaman administrasi WAP54G pilih menu Setup > AP Mode. Pilih opsi Wireless Bridge kemudian masukkan nomor mac address WAP54G Gedung A ke salah satu kotak isian opsi Wireless Bridge.
Nomor mac address WAP54G dapat ditemukan pada sticker yang tertempel di bagian bawah WAP54G. Atau dalam halaman administrasi WAP54G pada menu Setup > AP Mode.
* Jangan lupa disimpan setiap kali melakukan perubahan setting pada WAP54G.
2. Pemasangan alat.
* Usahakan WAP54G ditempatkan pada titik paling luar yang saling berdekatan antara Gedung A dengan Gedung B. Juga usahakan jangan sampai ada penghalang antar WAP54G (misal: tembok yang tebal) sehingga dapat menghalangi sinyal komunikasi kedua WAP54G tersebut.
* Sambungkan WAP54G Gedung A ke jaringan lokal yang ada di Gedung A dengan menggunakan kabel UTP. Begitu juga dengan WAP54G Gedung B disambung ke jaringan lokal Gedung B dengan kabel UTP.
* Jika pemasangan WAP54G jauh dari sumber daya listrik, gunakan PoE (Power over Ethernet) yang sudah banyak dijual di toko-toko komputer.
3. Setelah konfigurasi dan pemasangan WAP54G selesai, langkah terakhir tinggal menyesuaikan IP address komputer-komputer yang ada di Gedung B dengan IP address komputer-komputer yang ada di Gedung A sehingga menjadi satu lokal jaringan.

Tes koneksi:

Untuk melakukan tes koneksi, yang paling mudah adalah dengan menggunakan perintah “ping” dari komputer yang ada di Gedung B ke IP address WAP54G Gedung A. Setelah muncul “ping reply” nya maka selesailah pemasangan WAP54G.

Sampai disini komputer-komputer yang ada di Gedung B sudah menjadi bagian dari lokal jaringan Gedung A. Selamat mencoba.

Minggu, 27 Desember 2009

Bilangan Biner

Ingin tahu tentang konversi bilangan biner??
silahkan tanya dan cantumkan alamat e-mail anda..
akan saya kirim secepatnya bila kurang jelas..

Selasa, 22 Desember 2009




Summary of Chapter 4 (Operator and Aritmathic) from Logic Programming (with PROLOG) Ebook | Discrete Addict

Summary of Chapter 4 (Operator and Aritmathic) from Logic Programming (with PROLOG) Ebook | Discrete Addict

Expert System

What the Problem?
In the hiring of employees, many companies are still using the a manual and sometimes there are errors in the placement of employees. Because of it was built a system that can help the human resources department in the hiring process so that employees can be placed appropriately according to ability and personality of the applicants.

Detail
Expert system will replace the HRD task to perform particular hiring process managers. This expert system will work on the interview, with the previously provided to the expert system rules on candidate personality managers will be needed. This will save more time and cost.

Benefit
a. Provide expertise if hard to find or expensive
b. Accelerate the process of analysis
c. Improving the ability of less skilled personnel or less
experience
d. Acquire and store knowledge, if expertise lost due to
personnel retire or stop working
e. Replacing the experts, if the expert is sick or vacation
f. Provide specialist expertise when the decreased ability
g. Saves the training needs of personnel continuously
h. Reduce or eliminate the mistakes made by the
administrative staff, subordinates, or even though experts
i. Automatically take advantage of his expertise in the tasks of greater
j. Ensuring the expertise applied simultaneously, objective, and
consistent at all times.

Companies that implement an expert system can expect:
1. Performance of a better company. Because corporate managers have
greater ability in solving problems through the use of
expert systems, increased corporate control mechanisms. More Companies
able to meet the goal.
2. Maintaining control over the company knowledge. Expert system
provides an opportunity to make the knowledge of staff
Experienced staff are available for new and less experienced
and store that knowledge in the company longer, even after
employees stopped.